Kamis, 29 September 2011

Papua, Pabrik Talenta Bola

Diposting oleh ElisaPutri di 08.00

INILAH.COM, Jakarta – Tak bisa dipungkiri, salah satu kelebihan yang dimiliki saudara kita di timur adalah kekuatan fisik, umumnya seperti itu. Bukan sekedar wacana, banyak atlet-atlet berprestasi yang datang dari sana, Papua khususnya.


Dalam kancah sepakbola juga demikian, sejak dulu hingga kini selalu saja ada nama yang lahir dari pulau Cendrawasih. Sebut saja Rully Nere, Rully Rudolf Nere, Christ Yarangga, Ronny Wabia, Aples Gideon Tecuari, Ivakdalam dan Salossa bersaudara, Okto Maniani dan lain-lain.




Bisa dibilang, faktor alam membuat mereka cenderung lebih kuat dari segi fisik. Namun pemerintah setempat sadar betul, bermodalkan bakat alam saja tentu sulit untuk berprestasi. Mereka juga tahu, ada antusias tinggi terhadap sepakbola di sana. Inilah salah satu alasan terbentuknya Diklat Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP) Papua awal 1990-an, dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Irian Jaya.



Februari kemarin, Gubernur Papua Barnabas Suebu mengambil langkah baru untuk semakin memajukan perkembangan sepakbola di sana, yaitu mengundang pelatih berkualitas dari luar negeri. Menurutnya, sejumlah pelatih asing tersebut nantinya ditempatkan di beberapa sekolah sepakbola di Jayapura dan akan diciptakan pola asrama yang bersiplin tinggi.



“Ini harapan bagi perkembangan sepakbola di Papua. Ada keinginan mengundang pelatih luar negeri yang berkualitas dan melatih anak-anak Papua yang mempunyai bakat alam,” kata Barnabas Suebu saat itu.



Papua memang tak mau kalah, mereka mendirikan sejumlah Sekolah Sepakbola demi memenuhi kebutuhan akan pembinaan usia dini. Tak hanya itu, lahir juga turnamen-turnamen lokal sebagai wadah berkompetisi. Ingat, kompetisi punya peran vital karena salah satu fungsinya yang mengasah atau mengembangkan talenta.



Maka tak heran bila empat talenta muda Papua dapat kesempatan latihan di Uruguay. Adalah Dieter Heselo, Rudolf Yanto Basna, Maso Kiwak dan Haniel Pagawak. Mereka lolos seleksi di Bandung yang terdiri dari dari 84 peserta dari seluruh Indonesia.



Sejak dulu, program latihan di luar negeri memang cukup mengangkat nama-nama Papua. Misalnya, Noach Maeryen dan Theodorus Bitbit di Jerman serta Crist Yarangga dan Aples di program Italia Primavera. Kecuali itu, ada pula nama Ian Luis Kabes di Sekolah Sepakbola Ragunan Jakarta.

Selalu menarik ditunggu jintrungan para Mutiara Hitam di sepakbola nasional dan kalau sudah seperti ini, rasanya kita tinggal menunggu buah dari pembinaan sepakbola usia dini Papua. Pada Piala AFF kemarin, Okto punya peran signifikan membawa skuad Garuda ke partai puncak, meski sangat disayangkan Malaysia yang keluar sebagai juara.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Putry's World Copyright © 2011 Designed by Elisa Putri Kurniasih