Teori Kepribadian Sehat menurut Allport
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereTeori Kepribadian yang sehat menurut allport
Allport pada daTeori Kepribadian yang sehat menurut allport
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Walaupun begitu,manusia tidak sepenuhnya bebas.allport(1961) mengadopsi pendekatan kebebasan-terbatas.ia sering mengkritik pandangan-pandangan adanya kebebasan absolute,namun ia juga menentang pandangan psikoanalisis dan behaviorisme yang di anggapnya menyangkal kebebasan memilih.posisi allport kira-kira di pertengahan kedua pandangan tersebut.walupun kebebasan memilih ada,beberapa orang lebih mampu membuat keputusan dari orang lain.orang yang sehat mempunyai lebih banyak kebebasan daripada anak kecil maupun orang dewasa yang sangat terganggu mentalnya.seseorang yang berintelegensi tinggi dan reflektif mempunyai kapasitas untuk bebas memilih daripada yang beritelegensi rendah dan tidak reflektif.
Walapun kebebasan di batasi,allport menyatakan bahwa hal tersebut masih dapat di perluas.semakin banyak wawasan mengenai diri-sendiri berkembang dalam diri seseorang,kebebasan untuk memilih dari orang tersebut akan lebih besar.semakin objektif seseorang,yaitu semakin banyak penutup mata (blindfolds) yang berasal dari perhatian diri dan egoisme yang di hilangkan derajat kebebasannya juga akan semakin besar.
Terakhir,menurut allport kebebasan kita dapat di perluas oleh cara kita memilih .apabila kita dengan keras kepala mengikuti suatu rangkaian tindakan yang tidak asing hanya karena terasa lebih nyaman,maka kebebasan kita tetap terbatas.sebaliknya,apabila kita mengadaptasi cara kita menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka,maka kita memperluas perspektif kita dan meningkatkan jumlah pilihan alternatif kita,yaitu kita memperluas pilihan kita untuk memilih.
Daftar pustaka: feist.J,feist.G.J.(2010).teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika
Teori Kepribadian yang sehat menurut allport
Pandangan Allport mengenai kemanusiaan cenderung lebih teologi daripada masa kausalitas.kepribadian,sampai pada taraf tertentu,di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu,tetapi perilaku yang membuat kita “manusia” adalah yang di motivasi oleh ekspetasi kita mengenai masa depan.dengan perkataan lain,kita adalah pribadi yang sehat sampai pada taraf ketika kita membuat dan mencari tujuan serta aspirasi untuk masa depan.setiap orang berbeda dari yang lain bukan karena mempunyai dorongan dasar yang berbeda,tetapi karena mempunyai tujuan dan intensi yang di bangun sendiri.
Pertumbuhan kepribadian selalu terjadi di dalam suatu lingkungan sosial,tetapi allport hanya menempatkan penempatan yang tidak terlalu besar pada faktor sosial.ia menyadari pentingnya pengaruh lingkungan dalam membantu pembentukan kepribadian,tetapi ia menekankan bahwa kepribadian mempunyai kehidupan sendiri.budaya atau kultur dapat mempengaruhi bahasa,moral,nilai,gaya kita,dan lain-lain.tetapi cara kita bereaksi terhadap dorongan-dorongan kultural bergantung kepada kepribadian kita yang unik dan motivasi dasar kita.
Jadi kesimpulannya,allport memiliki pandangan yang optimistik mengnai kemanusiaan,dengan mempertahankan pendapat bahwa manusia mempunyai setidaknya kebebasan yang terbatas.manusia berorientasi terhadap tujuannya,proaktif,dan termotivasi oleh beragam pendorong,yang kebanyakan berada di dalam ranah kesadaran.pengalaman awal masa kanak-kanak mempunyai kepentingan yang relatif minor dan hanya signifikan sampai pada taraf ketika mereka ada dalam masa sekarang.perbedaan maupun persamaan manusia sangat penting,tetapi perbedaan individu dan keunikan mendapatkan penekanan yang lebih besar dalam psikologi allport.
Daftar pustaka: hall.S.C,lindzey.G(1993).psikologi kepribadian 2. Yogyakarta: kanisiussarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Walaupun begitu,manusia tidak sepenuhnya bebas.allport(1961) mengadopsi pendekatan kebebasan-terbatas.ia sering mengkritik pandangan-pandangan adanya kebebasan absolute,namun ia juga menentang pandangan psikoanalisis dan behaviorisme yang di anggapnya menyangkal kebebasan memilih.posisi allport kira-kira di pertengahan kedua pandangan tersebut.walupun kebebasan memilih ada,beberapa orang lebih mampu membuat keputusan dari orang lain.orang yang sehat mempunyai lebih banyak kebebasan daripada anak kecil maupun orang dewasa yang sangat terganggu mentalnya.seseorang yang berintelegensi tinggi dan reflektif mempunyai kapasitas untuk bebas memilih daripada yang beritelegensi rendah dan tidak reflektif.
Walapun kebebasan di batasi,allport menyatakan bahwa hal tersebut masih dapat di perluas.semakin banyak wawasan mengenai diri-sendiri berkembang dalam diri seseorang,kebebasan untuk memilih dari orang tersebut akan lebih besar.semakin objektif seseorang,yaitu semakin banyak penutup mata (blindfolds) yang berasal dari perhatian diri dan egoisme yang di hilangkan derajat kebebasannya juga akan semakin besar.
Terakhir,menurut allport kebebasan kita dapat di perluas oleh cara kita memilih .apabila kita dengan keras kepala mengikuti suatu rangkaian tindakan yang tidak asing hanya karena terasa lebih nyaman,maka kebebasan kita tetap terbatas.sebaliknya,apabila kita mengadaptasi cara kita menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka,maka kita memperluas perspektif kita dan meningkatkan jumlah pilihan alternatif kita,yaitu kita memperluas pilihan kita untuk memilih.
Daftar pustaka: feist.J,feist.G.J.(2010).teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika
Teori
Kepribadian Sehat menurut
Rogers”
a. Perkembangan Kepribadian “ Self ”
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.
* Self mempunyai bermacam-macam sifat :
a. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
b. Self mungkin mengintegrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.
c. Self mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan
d. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e. Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagaiancaman.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.
* Self mempunyai bermacam-macam sifat :
a. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
b. Self mungkin mengintegrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.
c. Self mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan
d. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e. Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagaiancaman.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
b. Positive regard (bersyarat)
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orang tua karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap – sikapdari ibunya, akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini.
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orang tua karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap – sikapdari ibunya, akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini.
c. Ciri – ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalamandengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsibaru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulitjuga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adlahmembedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadappengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selaluberubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. Disini Roger memandang sesuatu sebagaimana adanya, kenangan danangan-angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang.
3. Keyakinan organismik
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalamanitu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanyabenar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiapsegi dari suatu situasi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitanindividu dengan kecenderungan aktuaalisasi.
4. Kebebasan eksistensialis
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanyapaksaan-paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadimengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinyasendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangatbanyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yangingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme merekasendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalamandengan fleksibel, termasuk perasaannya sendiri sehingga selalu timbul persepsibaru. Kalau individu bisa terbuka terhadap perasaannya sendiri maka tidak sulitjuga untuk membuka diri untuk aktualisasi. Tentu bagian tersulit di sini adlahmembedakan perasaan riil dari kecemasan-kecemasan yang disebabkan olehsyarat-syarat kepatuhan
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadappengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selaluberubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. Disini Roger memandang sesuatu sebagaimana adanya, kenangan danangan-angan adalah sesuatu yang kita alami disini dan sekarang.
3. Keyakinan organismik
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalamanitu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanyabenar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiapsegi dari suatu situasi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitanindividu dengan kecenderungan aktuaalisasi.
4. Kebebasan eksistensialis
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanyapaksaan-paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadimengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinyasendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangatbanyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yangingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme merekasendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.
Sumber:
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Suryatama, S.psikologi kepribadian. Jakarta: Tiga Bermuda, 1997.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Suryatama, S.psikologi kepribadian. Jakarta: Tiga Bermuda, 1997.
Teori Kepribadian Sehat menurut
Maslow
A. Hierarki Kebutuhan Manusia
Menurut Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang
dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam
suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Dengan
cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat
sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi, yakni aktualisasi-diri.
Berikut 5 kebutuhan-kebutuhan itu dalam tingkatan dari yang rendah ke yang
tinggi:
1.) Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis
adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap
makanan, air, udara, tidur, dan seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu
sangat penting untuk kelangsungan hidup.
2.) Kebutuhan-kebutuhan Akan Rasa Aman
adalah kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas,
perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.
3.) Kebutuhan Akan Memiliki dan Cinta
yang dimaksud adalah kita dapat menggabungkan diri
dengan suatu kelompok atau perkumpulan, nilai-nilai dan sifat-sifat atau
memakai pakaian yang sama dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki.
Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu
hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain.
4.) Kebutuhan Akan Penghargaan
Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain dan
penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari luar dapat
berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau
keberhasilan dalam masyarakat. Apabila kita merasakan suatu perasaan
penghargaan dari, kita merasa yakin dan aman akan diri kita, kita juga merasa
berharga dan adekuat.
5.) Kebutuhan Akan Aktualisasi-Diri
Aktualisasi-diri
didefinisikan sebgai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat
kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Dalam diri orang yang
mengaktualisasikan diri, yakni orang yang bergerak atau tumbuh dengan cara yang
sehat, kebutuhan-kebutuhan yang rendah tidak berbenturan dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar..
Maslow menemukan bahwa individu yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap peristiwa dalam kehidupan mereka dan juga mereka memiliki derajad kesehatan mental yang tinggi.
B. Kepribadian yang Sehat Menurut Maslow
Ada beberapa pendapat Maslow mengenai individu yang sehat itu seperti apa. Saya dapatkan dari beberapa referensi buku.
Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.
C. Perbedaan "Metaneeds" dengan "Deficiency needs"
Metaneeds atau "metakebutuhan" merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau ke arah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Disini terdapat B-values yakni tujuan-tujuan dalam dirinya sendiri, bukan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Deficiency needs merupakan keadaan-keadaan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misal, apabila pada suatu waktu kita tidak makan, maka kita akan merasa ada kekurangan di dalam tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak. Kita memiliki suatu kebutuhan khusus (lapar) akan objek tujuan khusus (makanan).
D. Ciri-ciri "Actualized People"
Berikut ciri-ciri yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri:
1.) Mengamati Realitas Secara Efisien
Individu yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif.
2.) Menerima diri mereka sendiri, orang-orang lain, secara kodrati seperti apa adanya
Individu yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan.
3.) Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Maslow menemukan bahwa individu yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap peristiwa dalam kehidupan mereka dan juga mereka memiliki derajad kesehatan mental yang tinggi.
B. Kepribadian yang Sehat Menurut Maslow
Ada beberapa pendapat Maslow mengenai individu yang sehat itu seperti apa. Saya dapatkan dari beberapa referensi buku.
Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.
C. Perbedaan "Metaneeds" dengan "Deficiency needs"
Metaneeds atau "metakebutuhan" merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau ke arah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Disini terdapat B-values yakni tujuan-tujuan dalam dirinya sendiri, bukan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Deficiency needs merupakan keadaan-keadaan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misal, apabila pada suatu waktu kita tidak makan, maka kita akan merasa ada kekurangan di dalam tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak. Kita memiliki suatu kebutuhan khusus (lapar) akan objek tujuan khusus (makanan).
D. Ciri-ciri "Actualized People"
Berikut ciri-ciri yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri:
1.) Mengamati Realitas Secara Efisien
Individu yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif.
2.) Menerima diri mereka sendiri, orang-orang lain, secara kodrati seperti apa adanya
Individu yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan.
3.) Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
4.)
Fokus Pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Mereka senang melakukan pekerjaan mereka dan mengabdikan kebanyakan energi mereka kepada tugas tersebut.
5.) Memiliki Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Memiliki suatu kebutuhan yang untuk pemisahan dan kesunyian.
6.) Berfungsi secara Otonom
Prefernsi dan kemampuan untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik.
7.) Apresiasi yang Senantiasa Segar, Bukan Penuh Prasangka
Senatiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu bagaimananapun seringnya pengalaman itu terulang, disertai perasaan kenikmatan yang segar, terpesona, dan kagum.
8.) Memiliki Pengalaman Mistik
Diri dilampaui dan orang sehat itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
9.) Memiliki Minat Sosial
Memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap semua manusia dan juga keinginan untuk membantu sesama.
10.) Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain dan mampu memiliki cinta yang lebih besar serta persahabatan yang lebih dalam.
11.) Watak yang Demokratis
Membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, goglongan politik atau agama, ras dan warna kulit.
12.) Tidak Mencampurkan antara Sarana dan Tujuan
Membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya
13.) Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Humor yang bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, bukan kepada seorang individu yang khusus.
14.) Resistensi terhadap Inkulturasi
Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial. Mereka mempertahankan batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka sendiri.
Mereka senang melakukan pekerjaan mereka dan mengabdikan kebanyakan energi mereka kepada tugas tersebut.
5.) Memiliki Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Memiliki suatu kebutuhan yang untuk pemisahan dan kesunyian.
6.) Berfungsi secara Otonom
Prefernsi dan kemampuan untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik.
7.) Apresiasi yang Senantiasa Segar, Bukan Penuh Prasangka
Senatiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu bagaimananapun seringnya pengalaman itu terulang, disertai perasaan kenikmatan yang segar, terpesona, dan kagum.
8.) Memiliki Pengalaman Mistik
Diri dilampaui dan orang sehat itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
9.) Memiliki Minat Sosial
Memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap semua manusia dan juga keinginan untuk membantu sesama.
10.) Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain dan mampu memiliki cinta yang lebih besar serta persahabatan yang lebih dalam.
11.) Watak yang Demokratis
Membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, goglongan politik atau agama, ras dan warna kulit.
12.) Tidak Mencampurkan antara Sarana dan Tujuan
Membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya
13.) Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Humor yang bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, bukan kepada seorang individu yang khusus.
14.) Resistensi terhadap Inkulturasi
Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial. Mereka mempertahankan batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka sendiri.
Sumber Referensi:
Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori
holistik (organismik-fenomenologis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius.
Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius.
Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Teori Kepribadian Sehat menurut Erich Fromm
Menurut
Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut,
maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup
dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial
di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat
adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut
Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
1) Penerimaan
(receptive)
2) Penimbunan
(hoarding)
3)
Penjualan/pemasaran (marketing)
4)
Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5) Produktif (productive)
Dari
kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak
produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat
membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta persaudaraan
2) Cinta keibuan
3) Cinta erotik
4) Cinta diri
5) Cinta ilahi
Menurut
Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang
dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi
menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam
masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi,
diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau
menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah
keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa
kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and
using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di
dalam masyarakat,
·
mampu mencintai dan dicintai,
·
mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi
kepercayaan itu,
·
mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa
syarat,
·
mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat
tanpa merusaknya
·
memiliki watak sosial yang produktif.
Sumber:
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
Riyanto,
Theo. 2006. Jadikan dirimu bahagia. Yogyakarta: Kanisius
0 komentar:
Posting Komentar